mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Clara Zetkin dan Tonggak Sejarah Hari Perempuan [Pekerja] Internasional

International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional adalah peringatan serentak untuk mengenang perjuangan para perempuan kelas pekerja dalam menuntut kesetaraannya pada negara. Pada 1894, Clara Zetkin yang merupakan perempuan anggota Partai Demokratik Sosialis (SPD) Jerman melakukan perlawanan terhadap feminisme utama Jerman. Zetkin berpendapat bahwa feminis borjuis dan gerakan perempuan ploretariat adalah dua gerakan yang berbeda. Feminis Borjuis menuntut kesetaraan perempuan dan laki-laki hanya dari golongan mereka sendiri tanpa mempedulikan perempuan pekerja atau kelas buruh.

Baru pada 1910 di tahun kedua Konferensi Perempuan Buruh Internasional, Zetkin mengajukan persoalan pengorganisasian Hari Perempuan Buruh Internasional yang kemudian mengeluarkan putusan bahwa tiap tahun, di tiap negeri, mereka harus memperingati Hari Perempuan. Selama tahun-tahun tersebut, parlemen menjadi lebih demokratis dengan peluasan hak suara dan hak pilih kepada kaum perempuan yang sebelumnya seperti di Rusia, perempuan dan penyandang sakit jiwa tidak mempunyai hak-hak ini. Namun pada saat bersamaan, mereka dituntut untuk partisipasi pada ekonomi negeri. Setiap tahun terdapat peningkatan jumlah perempuan yang harus bekerja di pabrik-pabrik, sebagai pelayan, dan penyuplai arang. Demi mencapai hal inilah, kelas buruh menilai bahwa hak suara dan hak pilih harus diperluas kepada para perempuan.

Clara Zetkin dan Tonggak Sejarah Hari Perempuan [Pekerja] Internasional
Clara Zetkin & Rosa Luxemburg

Hari Perempuan Internasional

Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Maret 1911 Hari Perempuan Internasional (HPI) pertama kali diselenggarakan yang merujuk pada Kongres Perempuan Sosialis Internasional kedua. Pemilihan tanggal ini tidak secara acak, melainkan ada catatan historis revolusi Jerman dimana pada 19 Maret 1848 untuk pertama kalinya raja Prussia mengakui kekuatan rakyat. HPI pertama berlangsung dengan keberhasilan yang melampaui semua harapan. Di Jerman, dua setengah juta selebaran dibuat untuk menyerukan partisipasi HPI. Sementara, buruh di Amerika Serikat, Swiss, Denmark, dan Austria memilih 8 Maret sebagai Hari Perempuan.

Pada tahun 1914, perayaan HPI menjadi praktek di seluruh dunia dengan spanduk "Hari Perempuan/8 Maret, 1914 - Menangkan Hak Pilih Perempuan", mereka turun ke jalan dengan mengibarkan bendera merah untuk menandai aksi tersebut. Perayaan hari perempuan keempat di tahun 1914 menjelma menjadi aksi massa untuk menentang perang imperialis (Perang Dunia I).

Tiga tahun pasca PD I, 8 Maret menjadi semakin penting ketika Revolusi Februari 1917 meledak di Rusia. Buruh perempuan Rusia mengambil peran penting dalam demonstrasi tersebut, mereka berhasil mengubah perayaan HPI menjadi pemogokan massal yang menarik seluruh kelas buruh Petrograd dan melahirkan Revolusi Rusia 1917.

Pada 1921, Clara Zetkin yang memimpin Konferensi Internasional Kedua dari Perempuan Komunis yang diselenggarakan di Moscow menyatakan bahwa HPI ke depan akan dirayakan pada 8 Maret. Sejak saat itu HPI dirayakan di seluruh dunia sebagai peringatan tahunan dari potensi revolusioner perempuan buruh.

Sumber: ArahJuang

0

Posting Komentar