mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Duduk Bersama Puisi


Untuk puisi yang pernah tercoret di lembar putih

Apakah itu dirimu puisi?

Bagaimana aku melihatmu?

Secercah cahaya di tengah gulita

Jadi bisakah aku duduk bercengkerama?


Untuk puisi yang pernah tercoret di lembar putih

Bisakah dirimu puisi seperti aliran air

Bisakah sebagai batu kerikil

Atau barangkali serupa hembusan angin

Lembut membelai


Untuk puisi yang pernah tercoret di lembar putih

Menyapa pelukan cinta,

Sebagai obat dan titik terang

Sayang, tanganku terlampau menggenggam

Erat, berhamburan


Ijinkan aku memungut,

pukul dan peluk, duduk mengenal puisi

Bagai aliran air, mencari tempat rendah

Bagai batu kerikil, sebagai bahan pijak jalan

Bagai hembusan angin, semilir menyejukkan


Sebagai lambaian kata cinta

Ayah kepada anaknya

Ibu kepada anaknya

Guru kepada muridnya

Kakak dengan adiknya


Bojonegoro (08/08/25)




*Eni Puspita Sari dari Prodi Bahasa dan Sastra Arab
0

Posting Komentar