mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Film Gadis Kretek: Meneruskan Perusahaan Kretek dan Kisah Kasih Orang Tua

Film Gadis Kretek, kurang lebih sebagai pengguna media sosial kita pernah mendengar tentang itu walau hanya sekilas. Film yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama, karya Ratih Kumala (2012) telah menembus prestasi yang cukup mentereng.

doc: nonton film gadis kretek di laptop

Serial film Gadis Kretek berhasil menempati posisi top Netflix Series Non-English di 22 negara. Sementara di Indonesia film Gadis Kretek berada di posisi pertama dalam beberapa minggu.

Film yang dilakoni oleh Dian Sastro sebagai pemeran utama Jeng Yah menurut penulis review ini adalah film yang kompleks, dibumbui dengan kisah percintaan yang rumit, filosofi dari kretek, sejarah, hingga kejamnya persaingan bisnis menjadikan film ini layak untuk ditonton.

Film yang dirilis oleh Netflix ini diawali dengan kisah Soeraja yang dalam usia senjanya kerap kali mendapati mimpi buruk akibat dari kisah masa mudanya yang belum usai, yaitu Janji-janji dan cita-citanya kepada kekasihnya Dasiyah atau Jeng Yah. Cinta yang tak sampai akibat perbedaan kasta, cinta segitiga yang berujung perselingkuhan, tragedi penculikan, pengkhianatan janji, hingga penantian yang tak berujung di stasiun kereta.

Soeraja dalam kondisi demikian menjadi tidak tenang. Ia yang merasa harus menyelesaikan semuanya, kemudian memberikan mandat kepada anak bungsunya, Lebas untuk mencari tahu keberadaan Jeng Yah. Di dalam perjalananya, kisah Lebas ternyata cukup beruntung. Gayung bersambut dengan mulus, meski harus dengan air mata. Tak butuh waktu lama, Lebas kemudian berhasil berjumpa dengan keluarga Jeng Yah yang ternyata adalah anak Jeng Yah sendiri.

Lebas bersama anak semata wayang Jeng Yah yang bernama Arum dengan petunjuk yang ada, akhirnya berhasil menjawab kegelisahan dari Soeraja. Melalui surat yang ditulis oleh Jeng Yah dan juga Soeraja, kisah mendalam antara dua insan tak beruntung itu akhirnya bersambung. Kesalahpahaman antara Soeraja dan Jeng Yah akhirnya terjawab setelah sekian tahun, meskipun melalui putra putrinya masing-masing.

Film dengan alur maju dan mundur ini berhasil membuat para penonton terbawa rasa penasaran di setiap peristiwanya, termasuk penulis sendiri. Film Gadis Kretek ini terdiri 4 episode, 1) Jeng Yah, 2) Mawar, 3) Merah, 4) DR dan 5) Kretek Gadis.

Episode 1, Jeng Yah
Sebagai anak dari pemilik usaha kretek, Dasiyah merasa memiliki tanggung jawab besar untuk dapat mengembangkan usaha orang tuanya itu, khususnya agar tidak kalah dengan kompetitornya, yaitu kretek milik Pak Djagad. Bersama Soeraja, seorang pemuda intelektualis yang ditemuinya di pasar, ia berusaha menemukan saus (resep) baru untuk bisnis orang tuanya. Hingga keduanya akhirnya terjebak di dalam kisah asmara yang terlarang.

Namun berkat usaha dan kerja kerasnya, keduanya akhirnya mendapat restu dari orang tua Jeng Yah. Meskipun demikian, dari mula inilah yang kemudian nasib tak beruntung didapati oleh keluarga Idroes.

Episode 5, Kretek Gadis
Kretek Gadis merupakan merk kretek yang menjadi salah satu pemantik konflik di dalam film. Kretek Gadis adalah hasil karya dari Jeng Yah yang kemudian membuat keluarga Idroes harus terkena batu dari kelarisan bisnisnya, yang kemudian membuat keluarganya menjadi runyam dan terpinggirkan. Keluarga Idroes tercatat ke dalam daftar partai merah dan harus diangkut ke penampungan. Idroes ayah dari Jeng Yah tewas tak lama setelah itu. Tidak hanya bangkrut, keluarga Idroes yang tersisa (Ibu Jeng Yah dan Rukayah adiknya) kemudian harus hidup menumpang bersama Seno, tentara yang dahulu lamarannya dibatalkan oleh Jeng Yah.

Pada koda dalam series ini, penonton masih dibuat naik turun rasa penasaranya pada beberapa adegan yang menguras emosi dan energi penasaran. Mulai dari pernikahan Jeng Yah dengan Seno, tentara yang dulu pernah ia tolak. Kemudian kelahiran dari Arum dan janji Jeng Yah dengan Soeraja yang tak pernah terjadi. Hingga akhirnya Soeraja dapat bertemu dengan Jeng Yah dalam diri Arum, anak Jeng Yah. Pertemuan mereka, Soerja, Arum dan Rukayah menjadi puncak dalam series ini. Kesalahpahaman antara Jeng Yah dan keluarganya kemudian ditutup dalam pertemuan itu.

Film Gadis menjadi layak ditonton karena di dalam film ini memiliki nilai-nilai luhur yang dekat dengan kebiasaan masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa. Filosofi dari kretek dan bisnisnya dikupas cukup mendalam dalam film ini. Kisah asmara antara Soeraja dan Jeng Yah yang secara tiba-tiba harus terputus akibat dari persaingan bisnis dan rasa cemburu. Peran partai merah dan para tentara juga menarik utas kisah sejarah yang kelam di Indonesia.(Naufal/Lia)
0

Posting Komentar