mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Yakinkan Potensi Istimewa Mahasiswa, BEM KM Unugiri Adakan Kajian Filsafat

Doc. kegiatan inti penyampaian materi oleh Fahrudin Faiz

Arusgiri.com- Sebagai bentuk dukungan terhadap visi Unugiri menuju Word Class University (WCU), BEM KM (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa) Unugiri, Kabinet Bara Brahma mengadakan Sinau Kajian Filsafat di Aula Hasyim Asy’ari Lt. 3 Gedung Rektorat Unugiri, pada Sabtu (25/05/2024).

Kajian filsafat yang mengangkat tema “Be Confidence of Your Strength” ini, dihadiri oleh 350 dari berbagai kalangan. Adapun narasumber kajian, mendatangkan Fahrudin Faiz sebagai pemantik materi seputar filsafat.

Ketua BEM KM Unugiri, Ainul Yakin dalam sambutannya menyampaikan bahwa adanya kajian filsafat ini merupakan upaya untuk mendukung visi Unugiri menuju Word Class University (WCU). Dirinya mengatakan bahwa kajian filsafat ini, juga sebagai bekal mahasiswa Unugiri agar meningkatkan kualitas dan potensi yang ada pada dirinya. 

“Kajian Filsafat sebagai bentuk dukungan BEM KM terhadap visi Unugiri menuju Word Class University (WCU). Selain itu, kajian tersebut juga sebagai bekal teman-teman agar kapasitas pengetahuan lebih luas, sehingga kapabilitas mahasiswa dalam akademik maupun organisasi bisa terbentuk."

Yakin, panggilan akrab Ketua BEM KM Unugiri tersebut berharap, setelah adanya kajian ini, mahasiswa Unugiri akan lebih sadar tentang potensi yang ada dalam dirinya dan bisa mengembangkannya, serta bisa mengetahui langkah ke depan yang akan dilakukan untuk menunjang prestasinya.

“Semoga setelah mengikuti kajian filsafat ini, teman-teman sadar akan potensi diri dan bisa menjadi mahasiswa yang memiliki banyak prestasi," harapnya.

Sementara itu, M. Amirudin Hikam selaku Ketua Pelaksana, mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya dengan mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam kajian tersebut. “Alhamdulillah, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang meluangkan waktu untuk ikut hadir dalam kajian ini,” tuturnya. 

Dirinya juga memohon maaf apabila terdapat fasilitas, konsumsi, atau tempat yang masih kurang memadai. Hal itu karena banyaknya peserta dalam kajian ini. Mengakhiri sambutannya, Hikam berharap kepada seluruh peserta kajian filsafat agar mengikuti semaksimal mungkin dari awal hingga akhir.

“Saya harap, teman-teman bisa mengikuti kajian filsafat ini dengan sungguh-sungguh, mulai dari awal hingga akhir nanti,” harapnya.

Pada penyampaian materinya, Fahrudin Faiz mengawali kegiatan kajian filsafat ini dengan menjelaskan terkait aliran filsafat dalam menyikapi hidup ada 3. Pertama, aliran fatalisme. Kedua, aliran humanisme dan yang terakhir aliran konstruktivisme. Dimana masing-masing ketiga aliran tersebut memiliki terminologi tersendiri.

“Dalam menyikapi hidup ini ada 3 aliran filsafat. Pandangan dalam menjalani hidup yang pasrah saja merupakan aliran fatalisme. Kemudian pandangan hidup bahwa setiap orang punya bakat tersendiri, punya keunikan dan keistimewaan yang harus dibangkitkan dan dikembangkan, ini masuk dalam aliran humanisme. Ketiga, pandangan bahwa manusia sebenarnya bisa jadi apa saja dengan membentuk dirinya seperti apa yang diinginkan merupakan aliran konstruktivisme,” jelas Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tersebut.

Dari adanya ketiga aliran itu, ia menyarankan kepada mahasiswa untuk bisa menempatkan aliran tersebut sesuai dengan tempatnya. Hal ini agar mahasiswa tidak salah dalam menyikapi dan mengambil keputusan menjalani hidup. “Kita hidup ini, harus tepat dalam menyikapinya. Begitupun dalam mencari dan mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang. Terkadang ada yang harus melalui proses penggalian, pembentukan dan menerima saja,” tuturnya.

Selain itu, dirinya juga memberikan 4 tips bagaimana cara untuk membentuk diri. Diantaranya yakni dengan mencari ilmu atau belajar, berfikiran yang jernih, membersihkan dan menata niat atau orientasi yang sungguh-sungguh.

Dari adanya kajian ini, Achmad Ridwan salah satu peserta yang merupakan mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam) merasa senang mengikutinya. “Menurut saya kajian filsafat ini sangat menyenangkan dan dari kajian ini kita dapat belajar mengenal potensi yang ada dalam diri kita. Di samping itu, juga terdapat banyak ibrah yang dapat kita petik dari pesan-pesan beliau," ucapnya.

Selaras dengan itu, Nurul Akromah, mahasiswa PAI mengaku sangat antusias mengikuti kajian tersebut. Dia beranggapan bahwa Fahrudin Faiz saat menyalurkan ilmunya sangat mudah dipahami dan merasuk ke hati.

Teks : Putri Dharma Yanti dan M. Ainun Najib (Mahasiswa Prodi PAI Unugiri).

Posting Komentar

Posting Komentar