mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Kiat Singkat Membangun Personal Branding bersama John C. Maxwell

Sumber. Pixabay

Di setiap zaman, personal branding memiliki peran yang amat penting. Dengan memiliki personal branding, seseorang dapat memberikan pengaruh lebih mudah kepada orang lain dari pada seseorang yang tidak memiliki personal branding. Contohnya dapat kita lihat di pemilihan presiden atau pemilihan umum, yaitu saat partai-partai menggait orang-orang yang memiliki personal branding seperti artis atau tokoh berpengaruh.

Secara definitif, personal branding merupakan proses yang mengikutsertakan keterampilan, kepribadian dan karakteristik-karakteristik unik seseorang dan dikemas menjadi suatu identitas yang memiliki nilai tambah atau kekuatan lebih dibanding orang lain. Sebuah personal branding tidak dapat datang dengan sendirinya atau dengan cara yang singkat. Personal branding terbentuk melalui sebuah proses yang tentu tidak mudah.

Personal branding juga dapat dijelaskan sebagai cara seseorang untuk mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap dirinya sebelum ada pertemuan langsung. Sehingga melibatkan kombinasi unik dari keterampilan dan pengalaman yang membuat seseorang menjadi dirinya sendiri, serta bagaimana seseorang menampilkan diri kepada dunia.

Di dalam prosesnya, setidaknya terdapat tiga hal yang mendasarinya, yang meliputi: 1) Kompetensi atau kemampuan khusus (personal branding seseorang akan terlihat nyata apabila seseorang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan semua orang yang berhubungan dengan orang tersebut). 2) Gaya atau style adalah cara seseorang berhubungan dengan orang lain, yang merupakan bagian yang menjadikan diri seseorang unik dalam benak orang lain. 3) Standar adalah dimana seseorang harus menetapkan standar dan harus mampu merealisasikannya. Mc Nally dan Speak (dalam Cindy Yunitasara dan Edwin Japarianto, 2013).

Selain tiga hal di atas, kepemimpinan juga turut menjadi unsur yang mempengaruhi personal branding. Kepemimpinan memiliki keterkaitan yang erat terhadap personal branding, yaitu pada proses mempengaruhi persepsi publik maupun individu. Dalam konteks kepemimpinan, personal branding dapat membantu seorang pemimpin untuk membangun citra yang kuat dan positif dimata publik, memperkuat kredibilitas dan otoritas mereka, dan membedakan diri mereka dari pemimpin lainnya.

Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah hubungan yang ada antara seorang pemimpin dan pengaruh yang lain untuk bekerja secara sadar dalam kaitannya dengan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan juga dapat dijelaskan tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan, atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan.

Di dalam kepemimpinan melibatkan berbagai aspek, seperti kemampuan dalam memberikan pengaruh satu arah, mempengaruhi aktivitas kelompok, dan menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Menurut John C. Maxwell, kepemimpinan merupakan proses memberikan pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu tujuan bersama. Maxwell dalam teorinya membagi menjadi lima level kepemimpinan, yang meliputi position, permission, production, people development dan pinnacle.

Position merupakan level terendah dalam kepemimpinan, di mana orang mengikuti pemimpin karena posisi formal atau hierarki organisasi. Permission merupakan level kedua, pada level ini pemimpin memperoleh pengikut karena mereka membangun hubungan yang baik dengan mereka. Production, di level tengah ini pemimpin memperoleh pengikut karena mereka mampu mencapai hasil yang diinginkan.

People Development, pada level empat ini pemimpin memperoleh pengikut karena mereka membantu orang lain untuk berkembang dan mencapai potensi mereka. Pinnacle, di level puncak ini pemimpin memperoleh pengikut karena mereka telah mencapai tingkat kepemimpinan yang paling tinggi dan menjadi teladan bagi orang lain.

Proses membangun personal branding dengan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan. Bertahap sesuai dengan teori kepemimpinan dari John C. Maxwell, personal branding juga demikian. Semakin tinggi level yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi juga personal branding yang ia miliki.

Ketika seseorang berada di tahap position, ia belum mendapatkan value positif dari anggotanya. Sementara ketika seseorang berada dilevel pinnacle, di level tertinggi ini seseorang telah diakui oleh pengikutnya karena keteladanannya, bahkan oleh orang lain. 
Posting Komentar

Posting Komentar