![]() |
| Oleh: Usman Roin * |
MEMBACA-bagi penulis adalah hal primer yang perlu dilakukan siapa saja. Apalagi, problem kehidupan ini banyak ragamnya.
Cobalah kita angan-angan, apakah kita tidak ingin jadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) terhadap problematik yang berseliweran di sekeliling kita?
Pembaca. Perlu diketahui, dengan membaca, kita telah menghimpun pengetahuan-pengetahuan baru sebagai penambah kosa kata keilmuan. Selanjutnya, hal itu bisa kita gunakan untuk menyelesaikan aneka problem kehidupan yang ada pada diri kita.
Alhasil, bila dari diri kita formula solutif aneka pengetahuan (sebagai hasil baca) sudah bisa menyelesaikan problema diri, alangkah ajib sekali bila kemudian bisa kita teruskan kepada semangat membantu mengurai masalah-masalah yang mendera orang lain.
Pertanyaannya kemudian adalah, dari mana rumus jitu ramuan penyelesai masalah itu semua didapatkan?
Bagi penulis, ya dari aktivitas membaca yang saben hari kita lakukan. Dari buku bacaan yang setiap minggu atau bulan kita khatamkan. Serta, dari artikel jurnal ilmiah hingga populer yang bisa kita pendelengi di mana saja dan kapan saja.
Jika demikian, sungguh membaca itu jadi kunci kekayaan pengetahuan yang selain menghindarkan diri dari kesesatan, juga hal-hal yang membuat orang lain tersesat hasil dari rekayasa peenyesatan yang orang lain lakukan.
Maulid Nabi
Momentum Maulid Nabi Muhammad Saw 1445 H, konteks membaca yang tetap bisa kita lakukan adalah mendalami profil Kanjeng Nabi yang belum kita ketahui.
Tujuannya, agar kita bisa meniru akhlak terpuji beliau. Dari mana kita bisa tahu keterpujian akhlak beliau?
Tentunya buku-buku sirah Nabawi yang sudah tercetak baik dalam versi Arab, Indonesia, hingga Inggris, itulah yang perlu kita baca.
Kini, bagi penulis, kita perlu membaca itu. Bagaimana perilaku Kanjeng Nabi kala bersama dengan orang miskin, apakah beliau menjaga jarak? Ternyata tidak.
Kemudian Kanjeng Nabi, sosok pemarah atau justru pemaaf meski dengan orang yang memusuhi? Ternyata, beliau tetap berbuat baik kepada orang yang tidak baik (ahl asy-Syarr) kepada beliau.
Kemudian juga bagaimana beliau peduli kepada orang yang sakit untuk segera menjenguk, serta senang bersilaturahim dengan sesama teman.
Perilaku-perilaku yang digambarkan Husein Muhammad di atas dalam buku terbarunya berjudul "Bersama Nabi Muhammad Saw: Khazanah Akhlak Kemanusiaan yang Maha Indah" (2023:170) perlu kita tiru agar perilaku baik beliau senantiasa lestari.
Adapun terhadap perilaku buruk, kita hindari agar dunia yang kita tempati ini tidak segera muncul manusia-manusia kanibal yang saling bertengkar dan memakan. Bahkan, menghilangkan nyawa satu dengan lainnya tanpa dosa.
Karenanya, momentum Maulid Nabi Muhammad Saw ini adakah saat yang tepat untuk berhijrah dari keburukan kepada perilaku baik yang akan menciptakan kedamaian di mana-mana.
Kesadaran hijrah tersebut, tentunya melalui kekayaan pengetahuan hasil baca yang rutin kita lakukan.
Apalagi, Kanjeng Nabi juga sering mengingatkan kepada kita untuk semangat membaca. Baik secara teks (ayat-ayat Suci Al-Qur'an) maupun konteks (fenomena kehidupan) yang terjadi.
Terhadap teks ayat-ayat suci Al-Qur’an, momentum belajar membaca dengan baik dan benar sebagaimana tajwid harus selalu diasah.
Jika sudah menguasai, bisa ditingkatkan dengan menghafal, hingga bergabung dalam majelis ilmu sehingga memiliki rutinan mengaji agar tahu secara mendalam makna hakiki dan konteks diturunkannya firmal Allah Swt dari ulama dan para kiai.
Terhadap konteks, membaca digunakan untuk melihat fenomena yang terjadi untuk kemudian diambil tindakan solutip dan kontribusi seperti apa yang bisa dilakukan.
Alhasil, ini momentum tepat, yakni memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw kita teladani kembali kepribadian beliau yang mulia dengan banyak membaca.
Hal itu semata-mata, agar kita menjadi sosok generasi masa depan yang siap dan berkarakter meneruskan cita-citanya yang luhur beliau, untuk menegakkan moralitas sampai kapan pun menyongsong tercipta harkat dan martabat kemanusiaan serta kedamaian di bumi. Amin ya rabbal ‘alamin.
* Penulis adalah Pembina LPM Spektrum dan Dosen Prodi PAI UNUGIRI.



Posting Komentar