mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Mahasiswa KKN 32 Unugiri Blimbinggede Berhasil Mengembangkan Teknologi Tepat Guna Pyrolisis Bio Oil untuk Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar

Mahasiswa KKN 32 Unugiri Blimbinggede Berhasil Mengembangkan Teknologi Tepat Guna Pyrolisis Bio Oil untuk Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Penggilingan sampah plastik
Arusgiri.com, LPM Spektrum
—Sampah plastik merupakan salah satu limbah domestik masyarakat yang semakin meningkat di setiap tahunnya. Tingginya angka per tahun ini menandakan belum pedulinya masyarakat atas dampak sampah plastik. Tidak heran jika setiap tahunnya sampah plastik selalu meningkat, sekalipun diadakan minimalisasi plastik atau kampanye anti plastik yang nyata digembor-gemborkan di beberapa daerah.

Masyarakat Desa Blimbinggede, khususnya para ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang memiliki semangat perubahan untuk meningkatkan ekonomi dalam pengelolaan sumber daya, menciptakan program bank sampah. Dimana para anggota diharuskan membawa barang-barang bekas termasuk sampah plastik setiap acara rutinan dilaksanakan. Sampah-sampah tersebut kemudian dijual dan hasil pendapatannya dialokasikan untuk dana kas. Sampah yang tidak laku dijual seperti sampah plastik, diserahkan ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah) Desa yang nantinya akan dibakar.
Mahasiswa KKN 32 Unugiri Blimbinggede
Potret TPS di Blimbinggede
TPS menampung semua sampah desa, untuk sampah organik diolah dan dijadikan pupuk tanaman. Sedangkan sampah anorganik seperti sampah plastik dibakar secara cuma-cuma.

Masyarakat membakar plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik di desa, padahal jika sampah plastik dibakar akan menghasilkan gas hidrogen sulfida (H2S) yang dapat menjadi racun bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan teknologi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam menanggulangi sampah plastik di Desa Blimbinggede, mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Unugiri (Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri) 2023 menciptakan terobosan baru yakni merubah sampah plastik menjadi bahan bakar.

Penanggung jawab Divisi Teknologi Tepat Guna, Imam Ghozali mengatakan bahwa ia sudah melakukan obervasi ke TPS Blimbinggede sejak awal datang ke desa bersama teman-teman yang lain , hingga pada akhirnya masuk pada tahap pembuatan alat dan uji coba dijauh hari yang membutuhkan waktu sekitar 2 minggu.

Acara launching alat ini dilangsungkan pada Rabu (23/8/2023) sekaligus penutupan KKN Unugiri di Balaidesa Blimbinggede yang turut dihadiri oleh kepala desa, perangkat, PKK, Ketua RT RW, pengurus TPS dan warga lainnya.

Di lokasi yang sama, penanggung jawab TTG, Imam Ghozali menjelaskan bahwa proses pirolisis diawali pada temperatur besar serta tanpa O2. Produk cair menguap memiliki tar serta polymatic hydrocarbon. Produk pirolisis umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu gas (H2, CO, CO2, H2O serta CH2), tar (pyrolitic oil), serta arang. Reaksi kimia pirolisis dapat dilihat pada persamaan: CnHmOp → ∑Liquid CxHyOz + ∑Gas CaHbOc + H2O + C(char). Umpan untuk proses pirolisis bisa berbentuk bahan-bahan alam tanaman, biomassa, ataupun berbentuk polimer. Dengan proses pirolisis, biomassa serta polimer terjadi pemutusan jalinan membentuk molekul- molekul dengan dimensi serta stuktur yang lebih ringkas. Pirolisis biomassa secara global ialah dekomposisi bahan organik menciptakan bahan padat berbentuk arang aktif, gas serta uap dan aerosol. Gas yang bisa dikondensasikan selaku bahan cair dan stabil pada temperatur kamar adalah senyawa hidrokarbon yang dikenal dengan biofuel ataupun bio-oil. Oleh karena itu, dinamakanlah minyak yang keluar dari proses pembakaran sampah plastik ini dengan sebutan Pyrolisis Bio-Oil.

Mendengar paparan yang dijelaskan dan memperhatikan praktek konversi sampah plastik menjadi minyak, para tamu undangan tampak terhipnotis dan terpukau
Mahasiswa KKN 32 Unugiri Blimbinggede Berhasil Mengembangkan Teknologi Tepat Guna Pyrolisis Bio Oil untuk Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Kepala Desa Blimbinggede, Muhammad Arifin mengacungi jempol dan tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terimakasih kepada mahasiswa KKN Unugiri. Ia bersama para staff dan jajarannya siap untuk melanjutkan dan memaksimalkan fungsi alat tersebut sehingga akan mengatasi limbah plastik di Desa Blimbinggede.

Tidak jauh beda dengan Camat Ngraho, yang dalam acara itu diwakili oleh Sekcam (Sekretaris Kecamatan) Dedy Kurniawan juga sangat memberikan apresiasi atas adanya inovasi dari mahasiswa di Blimbinggede yang dapat mengolah barang tidak berguna menjadi tepat guna.

"Memang bahan bakar yang dihasilkan belum bisa dipakai untuk bahan bakar kendaraan, karena untuk turunan-turunan yang lebih tinggi harus ada penelitian lebih lanjut di laboratorium atau kilang minyak dan perlu adanya penambahan beberapa unsur kimia." Jelasnya yang notabene pernah menjabat sebagai Kabid (Kepala Bidang) di Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).

Ia mengucapkan banyak terimakasih atas sumbangsih keilmuan untuk Desa Blimbinggede ini karena hal tersebut dapat meningkatkan daya angkat pada ekonomi masyarakat.

"Ciptakan peluang kerja, jangan mengharapkan peluang kerja. Karena persaingan dunia kerja semakin ketat seiring berjalannya waktu. Hal ini menuntut kalian dan setiap generasi muda milenial untuk dapat meningkatkan keterampilan." Pungkasnya.

Diharapkan dengan adanya alat pengolah sampah tersebut, kedepan semua sampah plastik desa dapat dikoordinir untuk kemudian diolah menjadi BBM (Bahan Bakar Minyak). Kemudian harapan selanjutnya adalah semoga ada Persero (Perusahaan Perseroan) yang ingin mengolah bahan bakar yang dihasilkan dan siap memberikan penawaran terbaik maupun kontrak kerjasama agar bersedia menjual minyak mentah Desa Blimbinggede untuk diolah di kilang-kilang Pertamina.
Mahasiswa KKN 32 Unugiri Blimbinggede Berhasil Mengembangkan Teknologi Tepat Guna Pyrolisis Bio Oil untuk Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Teks & Foto: KKN 32 Unugiri
Editor: M. Nur Khozin
Posting Komentar

Posting Komentar