arusgiri.com, LPM Spektrum - Dalam rangka mewujudkan World Class University tahun 2036, Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) selenggarakan Studium General dengan tema “Science And Spirituality Integration In Engaging Unugiri To The World Class University 2036”, di auditorium Hasyim Asy’ari Lantai 3 Unugiri, Kamis (23/02/2023).
Pada kegiatan General Stadium tersebut, Unugiri menghadirkan Komaruddin Hidayat dan Supramu Santoso sebagai pemateri. Hadir juga pada kegiatan tersebut Rektor Unugiri M. Jauharul Ma’arif, wakil rektor, dekan, kaprodi, dosen, mahasiswa dan undangan.
Kegiatan tersebut disiarkan juga secara Live Streaming melalui YouTube Unugiri TV dengan Judul: “Stadium General: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat".
Rektor Unugiri M. Jauharul Ma’arif dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kegiatan yang diselenggarakan ini merupakan salah satu bentuk upaya persiapan dalam menuju World Class University.
“Ini merupakan cita-cita besar Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, Bagaimana setapak demi setapak kita meningkatkan kualitas sarana prasarana, kualitas SDM dan berharap pada tahun 2036 nanti Unugiri menjadi World Class University,” ungkapnya.
Supramu Santoso, sebagai pemateri pertama menyampaikan bahwa dunia ini berkembang sangat cepat tetapi kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang pesat agar kita tidak ketinggalan.
“Anda harus bekerja dengan cepat, berpikir dengan cepat, bekali diri anda dengan ilmu yang sebanyak-banyaknya karena dengan perubahan itu menimbulkan opportunity,” ujarnya.
Ia juga menyatakan yang terpenting adalah bagaimana kita melihat opportunity dan memanfaatkan opportunity tersebut. Menurutnya orang yang hebat adalah orang yang bisa scanning (melihat) opportunity dan merubah menjadi nilai, value atau manfaat.
“Harus berpikir kreatif dan inovatif karena tanpa berpikir kreatif dan inovatif tidak akan bisa melihat opportunity menjadi sebuah nilai atau value, Selain itu kita juga harus punya kemauan untuk bekerja keras pantang menyerah,” imbuhnya.
Ia juga berpesan yang pertama 'always do the best', apapun yang di lakukan, kerjakan yang terbaik, dan yang kedua adalah jangan belajar kitab saja, tetapi dari buku juga karena persaingan semakin keras.
Sementara Komaruddin Hidayat sebagai pemateri kedua mengatakan, bahwa tidak ada kitab suci, kecuali Al-Qur’an yang perintah pertamanya adalah membaca yaitu iqro’ yang konotasinya adalah belajar, ilmu dan riset. Bahkan sampai ada pandangan seharusnya rukun Islam yang pertama adalah ilmu.
“Karena tanpa ilmu syahadatnya tidak berisi, sholatnya tidak bermutu, yang lain juga tidak, semua dengan ilmu, jadi mestinya menjadi rukun islam yang pertama,” jelasnya.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa jangan hanya membaca sosmed, tapi bacalah buku. “Jika di barat spirituality itu tidak di pandang secara otomatis sebagai agama. Tetapi jika di timur konotasinya adalah substansi agama,” tandasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa bagaimana mengintegrasikan sains dan nilai-nilai agama adalah jika orang hidup hanya dengan sains tidak punya tujuan, agama membiarkan arah dan tujuan hidup.
"Sesungguhnya agama dan sains itu sudah menyatu, Agama sebagai nilai moral sains sebagai kompetensi," pungkasnya.
Teks: Rozikin
Editor: M Taufik Naufal
Foto: Hida
Posting Komentar