Workshop tersebut di selenggarakan di Balai Desa Klangen dan dihadiri kurang lebih 25 kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) beserta sejumlah perangkat desa. Sasaran dari workshop Pembuatan Nastar Bawang Merah ini adalah ibu-ibu kader PKK yang akan menjadi pengembang dan pengelola nastar Bawang Merah kedepannya.
"Sebagai desa yang kaya akan potensi pertanian yaitu bawang merah menjadi peluang besar dalam menciptakan produk yang berbeda dari lainnya. Yang biasanya dibuat hanya menjadi krupuk brambang maupun kripik Bawang, kali ini kami berinisiasif untuk membuat semacam kue kering yang dikolaborasikan dengan bawang merah yaitu nastar Bawang Merah," ujar Lilo Rekso ketua KKN Kelompok 35.
Kegiatan ini merupakan wujud pengembangan potensi daerah di Desa Klangen yang terkenal dengan bawang merahnya. Selain sebagai bentuk pengembangan potensi di daerah tersebut, disisi lain kegiatan ini berguna untuk menciptakan produk lokal dalam peningkatan perekonomian serta ketahanan pangan masyarakat di Desa Klagen.
"Nastar Bawang Merah ini merupakan produk unggulan kami yang mana harapannya menjadi produk unggulan desa klagen dan menjadi khas Desa Klangen." Tambahnya.
Menanggapi kegiatan tersebut, Kepala Desa Klangen, Hartini mengungkapkan bahwa nastar ini terlihat beda dari yang lain karena biasanya kita menjumpai nastar yang biasanya bercampur dengan selai dan keju kini berasal dari bawang merah. beliau juga berharap bahwa masyarakat di desa klagen khususnya Ibu PKK yang hadir bisa membuat dan merasakan sendiri hasil dari panen yang mereka tanam agar bisa mengangkat perekonomian masyarakat, yang biasanya disetorkan ke beberapa pengepul kini bisa dirubah menjadi kue kering yang berasal dari bawang merah.
"Penirisan bawang merah setelah menggoreng perlu dilakukan dengan sebaik mungkin, agar ketahanan produk nastar Bawang Merah lebih lama," ungkap Anik Rahayu, salah satu peserta workshop.
Teks: Septi Novia Sari dan Nurul Fadhilatus Syiam
Editor: M. Taufik Naufal
Foto: KKN Kelompok 35
Posting Komentar