mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Review Film: Pesan Berharga dari Menulis dan Membaca dalam Film Freedom Writer (2007)

doc.lpmSpektrum

Dalam rangka mengkampanyekan literasi di Bojonegoro, Komunitas Sematta  dan  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa dari beberapa kampus di Bojonegoro, berkolaborasi  menggelar nonton bareng (nobar) dan diskusi film 'Freedom Writer' Bertempat di Sematta Coffe pada Selasa, (14/6).

Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Film 'Freedom Writer' ini rilis pada tahun 2007. Film karya Richard LaGravenesa ini bercerita tentang perjuangan seorang guru bernama Erin Gruwell di sebuah sekolah menengah di Long Beach, Amerika Serikat.

AW Saiful Huda dan Ahmad Wahyu Rizkiawan, dua narasumber dalam acara nobar ini menjelaskan, film ini menjadi menarik dan menginspirasi karena mengandung banyak pesan berharga. Salah satunya  tentang pentingnya menulis dan membaca. 

"Diary Anne Frank yang ditulis oleh gadis berusia 13 tahun,  siapa sangka bakal terkenal dan dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia.  Ini menunjukkan bahwa menulis itu  dimulai dari hal kecil. Bisa dimulai dengan menulis buku diary. Tidak ada  menulis yang paling jujur kecuali ketika menulis di buku diary. Itu kan sangat asyik, " ucap Mas AW, sapaan akrabnya. 

Pegiat literasi dari komunitas Sindikat Baca itu menambahkan, meski begitu, menulis juga harus dibarengi dengan memperkuat tradisi membaca. Sekaligus diperlukan latihan dan konsisten.

"Erin Gruwell tadi juga mengajak murid-muridnya membaca buku tentang Geng dan Diary Anne Frank. Bahkan, dirinya rela menggunakan uang pribadinya untuk membelikan buku untuk semua muridnya." Terangnya.

Sementara itu, hal senada juga disampaikan oleh Wahyu Rizkiawan. "Kita tidak pernah tahu bahwa bisa jadi, kelak buku kita akan dibaca banyak orang atau terkenal, " ujar founder Jurnaba tersebut.

Lanjutnya, sebenarnya  banyak hal-hal sosial bisa diatasi dengan membaca. Pilar kesadaran  bisa tumbuh dengan membaca.

"Wong moco iso gawe ati lembut. Murid-murid Erin, yang awalnya seorang geng kriminal, saling bermusuhan antar ras, tapi ketika membaca  Diary Anne Frank  mereka menjadi lembut. Bahkan ikut larut ke dalam buku itu. Jadi, pengaruh budaya literasi itu bisa berdampak bagi kehidupan." Ungkapnya.

Betapa banyak hal-hal besar yang bisa diatasi dengan membaca dan menulis. Oleh karena itu pemantik menghimbaui dan mengajak teman-teman yang hadir untuk selalu menulis. (Listi)

Posting Komentar

Posting Komentar