Abdul Rouf mengatakan, kegiatan pembuatan pupuk cair ini dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro.
Peserta pelatihan pembuatan pupuk cair tersebut adalah kelompok tani, terdiri dari 3 kelompok dan masing-masing kelompok 300 orang. Namun, dalam pelatihan ini diambil sebagiannya saja yaitu 5 orang tiap satu kelompok tani, tujuannya untuk mambatasi kerumunan dalam kondisi pandemi saat ini.
KKN di Desa Bulaklo memilih agenda pelatihan pembuatan pupuk cair karena mayoritas warga Desa Bulaklo 90% adalah petani, dan banyak petani di Desa Bulaklo ini mengeluh terkait kekurangan subsidi pupuk dari pemerintah.
"Para petani Desa Bulaklo membutuhkan alternatif pupuk pengganti dari pupuk kimia, dari situ KKN Desa Bulaklo mengadakan pelatihan dari Dinas Pertanian yaitu pelatihan pembuatan pupuk cair dan juga petani dikenalkan bagaimana tanaman itu mampu menghasilkan panen yang banyak," tandasnya.
Ia juga menuturkan cara pembuatan pupuk tersebut, pertama yang dilakukan adalah menyiapkan pupuk organik yang terdiri dari air bekas cucian beras, dan juga ada campuran bahan kimia.
"Cara pembuatannya, air bekas cucian beras dimasukkan kedalam bak yang ukurannya 20 liter, kemudian dicampuri dengan bahan kimia seperti tetes tebu, tisidi, EN4, setelah itu diaduk, ditutup dengan kresek. Di atasnya diberi lubang dikasih slep lalu diberi selang dan ditaruh dibotol. Untuk fermentasinnya membutuhkan waktu minimal 7 hari," pungkas laki-laki yang juga anggota KKN tersebut. (Oky)
Posting Komentar