Oleh: Novia Anjani
Hari pertama Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2020 IAI Sunan Giri Bojonegoro yang dilaksanakan secara virtual melalu zoom ini telah meninggalkan kesan yang sangat menarik bagi para mahasiswa. Baik dari mahasiswa baru maupun mahasiswa lama. Termasuk saya sendiri, mahasiswa lama. Wqwq~
Karena dalam kesempatan itu, narasumber yang keren, sebut saja Mbak Yenni Wahid. Mbak Yenni ini adalah putri dari almarhum Gus Dur, dan merupakan Founder Wahid Foundation.
Mbak Yenni menuturkan betapa pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan dalam masyarakat. Menjadi seorang pemimpin adalah suatu hal yang diinginkan oleh semua orang, entah itu dalam pemerintahan maupun dalam lingkungan kehidupannya.
Namun bukan juga hal yang mudah untuk menjadi seorang pemimpin, S bab sebenarnya dia seorang pemimpin bukan hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri melainkan juga orang lain.
Teman-teman sobat Spektrum, masih ingatkah kita? Ternyata pemimpin itu terbagi menjadi 2 macam loh.
Sependek pengetahuan saya, saya pikir yang namanya pemimpin itu hanya ada satu. Yaitu pemimpin dalam pemerintahan. Ternyata anggapan itu tidak tepat.
Pemimpin ada 2 jenis macamnya, yaitu pemimpin formal yang merupakan seorang pemimpin yang menduduki suatu jabatan strategis dalam pemerintahan. Adapun yang ke 2 yaitu pemimpin non formal, seseorang yang tidak memiliki jabatan namun berpengaruh bagi masyarakat.
Dalam diskusi yang meneduhkan itu, Mbak Yenni menyampaikan, tidak banyak orang yang tau pentingnya pemimpin non formal ini, karena mereka beranggapan bahwa seorang pemimpin hanyalah ia yang memiliki suatu jabatan.
Dalam kenyataannya semua itu tidak benar, Karena setiap pemimpin memiliki perannya masing-masing.
Dicontohkan misalnya mahasiswa, mereka adalah pemimpin era digital saat ini. Mengapa begitu? Mungkin kalian akan bertanya-tanya juga ya, khususnya tadi yang belum memiliki kesempatan menyimak pembahasan seminar ini.
Mahasiswa yang mau berinovasi, kreatif dan memiliki keinginan yang kuat akan mampu memberikan suatu perubahan bagi dunia. Walaupun di awali dari hal-hal kecil, itu akan tetap sangat berpengaruh dimasa depan.
Siapa yang akan tau tentang masa depan? Bisa saja mereka yang saat ini mau memberikan perubahan-perubahan kecil akan sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi. Karena itu jangan pernah meremehkan hal-hal kecil yang pernah kita lakukan saat ini. Hal-hal kecil yang kita lakukan hari ini tanpa kita sadari memiliki nilai positif yang patut kita hargai. Bahasa kerennya itu, hal yang keren pasti berangkat dari hal-hal kecil yang kita anggap remahan. Ya gak? Hahaa
Bukankah suatu kebanggaan tersendiri jika kita bisa membantu membangun Indonesia untuk menjadi negara maju dan sejahtera?
La kalian selama ini sudah mampu berkontribusi membangun Indonesia sejauh mana, gais? Wqwq~
Yah boro-boro berkontribusi, la wong membawa diri sendiri aja masih kebingungan. Contoh nyata, kita semua masih suka insecure dan tidak percaya dengan kemampuan kita, tidak percaya kita punya potensi yang jika dikembangkan pasti akan keren.
Yuk gais, jangan suka insecure ya. Mari sama-sama semangat. Kalau kata Mbak Yenni, sesungguhnya tidak akan ada jalan yang tertutup jika kita memiliki kemauan yang kuat.
Posting Komentar