mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Merayakan Idul Adha dengan Berbagi Bersama

Oleh: Suudin Aziz

arusgiri.com-Hari raya sejatinya adalah hari yang dirayakan setelah seorang hamba melakukan berbagai ketaatan dan penghambaan kepada Allah ta’ala. Idul Fitri sejatinya adalah bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melaksanakan ibadah puasa dan berbagai ibadah di bulan Ramadhan. Sedangkan Idul Adha sejatinya adalah bagi mereka yang telah menjalankan rukun haji yang paling utama, yaitu wukuf di Arafah, atau bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melakukan ketaatan dan ibadah pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Merekalah yang sejatinya berhari raya. 

Sementara orang orang yang tidak mendahului dua hari raya dengan berbagai ketaatan dan ibadah, lalu apa yang mereka rayakan?

Hari raya bukanlah hari kegembiraan bagi sebagian orang saja, namun seharusnya kita semua berbahagia dan saling membahagiakan. Zakat fitrah yang mengiringi Idul Fitri dan kurban yang mengiringi Idul Adha adalah bukti bahwa Islam menggariskan agar hari raya melahirkan kegembiraan bersama. 

Orang yang mampu berzakat fitrah, maka ia berikan zakatnya kepada orang-orang yang fakir dan miskin. Orang yang mampu berkurban, maka ia bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, yang sebagian dari mereka mungkin hanya merasakan daging setahun sekali. Dengan demikian, kegembiraan akan merata.

Sebagai upaya untuk menjadikan hari raya sebagai kegembiraan bersama, seyogianya kita menyambut hari raya dengan mempersiapkan diri kita untuk berbagi kepada yang lain. Menjelang hari raya, kita persiapkan diri kita untuk membantu sesama, meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan dan menghilangkan kesedihan mereka dengan menyumbangkan sebagian harta kita.

Jika tidak mampu, maka dengan ucapan-ucapan yang indah yang dapat menghibur hati mereka, dengan sapaan dan senyuman tulus kepadamereka serta lantunan doa untuk kebaikan mereka. Ketika kita berkumpul bersama keluarga kita, teman-teman kita, dan orang-orang yang kita cintai dalam momen hari raya, ingatlah bahwa di sana masih banyak anak-anak yatim yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka. Di sana ada janda-janda yang bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi anak-anak mereka. 

Ingatlah, bahwa di berbagai tempat banyak orang yang kehilangan pekerjaan pada musim pandemi ini. Di berbagai daerah banyak orang kesulitan mencari nafkah akibat covid-19 yang terus mewabah. Paling tidak, kita lantunkan doa untuk mereka pada hari yang penuh keberkahan ini. Pada hari yang semestinya semua orang bergembira, mereka menahan kesedihan dan menanggung beban hidup yang serba kesulitan. Kita selipkan doa untuk mereka di tengah kegembiraan kita. Allahumma sahhil, wa barik wardlo umurana wa umura jamiil muslimin wal muslimat. Amiin.

Kita hadirkan dalam hati bahwa pada saat kita membantu orang-orang yang membutuhkan atau mendoakan mereka, pada hakikatnya kita sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. 

Di tengah pandemi covid-19 dan berbagai problem hidup, marilah kita meneladani apa yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il ketika diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat. Berkat ketakwaan, sikap sabar, tawakal, keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah dan ketundukan yang total kepada-Nya, Nabi Ibrahim dan Isma’il pada akhirnya mendapatkan jalan keluar dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala. 

Kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, jika kita bersabar. Kita harus yakin bahwa di setiap musibah pasti ada hikmah, jika kita bertawakal. Kita harus yakin bahwa di setiap masalah, pasti akan kita temukan jalan keluar, jika kita bertakwa. Dan selama kita mampu, marilah saling membantu.
Posting Komentar

Posting Komentar