mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Pesan Cinta Terakhir Untuk Pak Masjkur

Oleh: Setyani

Hari ini, 05 Februari 2020. Saya kembali lagi berduka. Setelah bertahun-tahun lalu berduka, sebab patah hati. Hehee~

Kali ini rupanya duka saya lebih melejit, meningkat, dan berkelas. Kehilangan sosok humanis dalam hidup ini. Guru,  sekaligus panutan mahasiswa/i. Sangat melemaskaan tubuh saya saat mendengar kabar duka itu.  

Ya,  sebut saja Pak Masjkur.  Salah satu dosen IAI Sunan Giri Bojonegoro yang menyenangkan sekali dari hati sampai jatung hati. Tidak heran jika banyak  mahasiswa/i yang gandrung akan sosoknya. Termasuk saya pribadi tentunya.  

Tepat pukul 08.41 saya dan teman-teman lain mendapat kabar, Pak Masjkur telah mangkat.  Lemas dipenuhi lesu memikat badanku.  

Mendengar kabar itu,  tidak tanggung-tanggung seantero penghuni kampus ikut berduka.  Terbukti,  jagat status WhatsApp bertebaran foto, terpanjat doa-doa untuk almarhum.  Rekam jejak dan geraknya memang sangat membekas sekali bagi seluruh civitias academica.

Kalian pasti tahu kan?  Pak Masjkur adalah dosen yang sangat humble. Selain khas keromantis-romantisan, Pak Masjkur juga terkenal membuat orang gawok akan gelagatnya.  Termasuk memberi lelucon-lelucon gitu. Bagi kalian yang sudah sering sekali mata kuliahnya diampu pasti bakalan tahu dan dekat dengan sosoknya.  Kecuali yang belum pernah merasakan saat bagaimana enak, serunya, ketika di dalam kelas.

Sobat Spektrum,  kalian sudah pada menemukan belum  keunikan apa sih yang kalian temukan saat diberi kesempatan mengenalnya?

Kalau belum menemukan,  coba deh sekali-kali kalian agak merenung ya. Biar bisa punya satu point saja kenangan termanis dari sosok Pak Masjkur. 

Ya kali, Pak Masjkur sering kali memberi kenang-kenangan pada kita entah itu kata-kata atau apa,  masa kita enggak mengenangnya. Kata-kata terkemas rapi yang pernah diucapkan maupun ditulisnya selalu berbakas bagi pendengar dan pembacanya. 

"Yang bikin LAK-LAKI gagah itu  huruf L,  coba saja tanpa L.  Pasti sudah AKI-AKI tidak gagah lagi alias peot. 

Yang bikin wanita CANTIK itu  huruf C,  coba saja tanpa C.  Pasti jadi ANTIK, masukan saja dalam museum.  

Yang bikin BEBEK GORENG enak itu sebab huruf B,  tanpa B jadinya EEK GORENG. Hayoo siapa mau?".

Celotehan-celotehan semacam itulah yang akan membikin rindu hati mahasiwa/i. Bagimana tidak,  dengan guraian seperti itu suasana kelas mekar seperti bunga-bunga di taman.  

Kemekaran bunga menjadi  bukti kebaikan-kebaikan almarhum di dunia ini.  Berapa juta manusia yang telah dibikin tersenyum dan ketawa atas tindakannya.  Jika kalian salah satunya, maka berterimakasihlah dengan mengirimkan doa untuknya.  

Kedua,  ingatan saya tertuju pada kata cinta,  benar sekali.  Tak bosan-bosan almarhum selalu menyampaikan sesuatu dengan diikuti cinta di dalamnya.  

Saya, salah satu seseorang yang merasakan baiknya almarhum,  ketulusan cintanya serta pengabdiannya untuk kampus tercinta. 

Salam cinta,  saya gaungkan setinggi imajinasi pembaca tulisan ini, untuk almarhum dosen kita tercinta,  dosen terbaik,  dosen terciamik. Selamat jalan, Bapak. ~ 

Menulis ini, tentu tidak terlepas dari rasa cinta saya kepada almarhum. Tulisan ini,  juga bentuk pesan cinta terakhir untuknya yang tak sempat terucapkan secara kasatmata.  

5

5 komentar

  • Khoirul Mawahib
    Khoirul Mawahib
    06 Februari, 2020 13:57
    Khusnul khatimah bapak,
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    05 Februari, 2020 19:13
    Semoga apa yang diajarkan ke kita menjadi bekal Surga.
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    05 Februari, 2020 18:52
    Syukaa....
    Reply
  • arusgiri.com
    arusgiri.com
    05 Februari, 2020 18:50
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
  • POETRASOERYA
    POETRASOERYA
    05 Februari, 2020 17:59
    Mantab
    Reply