mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Membaca Potensi Desa Sarangan


Oleh : Septiani Favika Putri

Tahukah kalian, Desa Sarangan?
Desa yang terdapat di Kecamatan Kanor ini, terletak di antara persawahan yang menyuguhkan pemandangan elok yang sangat memanjakan mata.

Sekelompok mahasiswa IAI Sunan Giri Bojonegoro dari Lembaga Pers Mahasiswa Spektrum, mengadakan kunjungan Kuliah Kerja Nyata (KKN)  sekaligus melihat potensi yang ada di Desa Sarangan.

Desa yang masyarakatnya sangat ramah tamah ini mempunyai banyak potensi yang sempat membuat kami kagum, beberapa yang sempat saya dan teman- teman kunjungi adalah bank sampah, tenun, dan juga pabrik rokok.

Jika biasanya sampah hanyalah hal kotor yang dianggap sepele, justru disini sampah disulap menjadi rupiah dan memiliki nilai jual.

Sampah dijadikan sebagai bahan yang akhirnya memiliki nilai estetik yang tinggi, seperti tas dan lain-lain. Nurul salah satu pengelola bank sampah mengaku,  saat ini pengelola baru bisa membuat tas saja karena keterbatasan bahan atau sampah yang terkumpul. Hal ini dikarenakan bank sampah baru mempunyai 19 nasabah aktif.

Bank Sampah yang dikelola fatayat ini di ketuai oleh isti'adah dan baru berjalan selama dua bulan.

"Bank Sampah ini ada karena kita ingin meningkatkan kesadaran masyarakat dan menjadikan lingkungan bersih," ujar saidah salah satu pengelola bank sampah

Selain Bank Sampah, tenun juga merupakan potensi di desa Sarangan.
Usaha yang di pelopori oleh sepasang suami istri, Sholikha dan Khoirurraziqin ini sudah berdiri sejak tahun 2014.


Kain dan juga sarung yang di hasilkan dari tenun manual ini dijual dengan kisaran harga Rp.200.000 per potong.
Harganya memang sedikit lebih mahal karena dikerjakan dengan tangan dan proses yang lebih lama, namun untuk kualitas sudah tidak perlu ditanya lagi.

Di desa ini juga berdiri pabrik rokok sejak tahun 2014, rokok dikerjakan secara manual tidak menggunakan mesin.

Pabrik ini mempunyai 40 pekerja dari warga setempat. Dalam satu hari bisa memproduksi 400 stang rokok dan didistribusikan di warung-warung sekitar hingga Jawa Tengah. Rokok yang diproduksi bermerk jati coklat dan PM, dengan harga jual Rp.5000/bungkus.


Posting Komentar

Posting Komentar