Oleh : Crew LPM Spektrum
arusgiri.com - Tidak hanya menerapkan pembelajaran di
sekolah, lokasi KKN juga menjadi tempat untuk mengembangkan potensi alam di
desa tersebut. Seperti halnya yang di lakukan oleh mahasiswa KKN desa
Sumberarum. Mereka membantu warga setempat menata lokasi yang bisa di jadikan
obyek wisata. Waduk solopelei adalah
contoh hasil olah pikir yang di hias dengan apik, Hingga layak di gunakan
sebagai spot foto maupun tempat untuk refreshing.
Sebelum menemukan cerita singkat
tentang waduk solopelei, crew LPM Spektrum yang bertugas mengunjungi desa
Sumberarum harus melewati perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Sampai
lokasi KKN, kunjungan kedua yang di wakili Intan, Faizza, Manshur, Puspita,
Farikha, dan Alfi ini bergegas menuju kediaman ibu Indah Agustina (Istri dari
Kamituwo desa setempat) setelah sejenak melepas letih. Kemudian, perjalanan
berlanjut ke tempat waduk solopelei berada.
Konon, waduk tersebut adalah peninggaan Belanda.
Di bawah kepemimpinan Ratu Yuliana, rakyat di paksa bekerja tanpa bayaran oleh
Belanda, atau sering disebut kerja Rodi. Saat itu, Ratu Yuliana akan di
persunting oleh seorang Raja dengan syarat di buatkan danau kembar yang menghubungkan
desa Sumberarum, Pandan dan sekitarnya. Namun, danau tersebut gagal di buat.
Sekarang danau menjadi bengawan solo, tetapi bukan bengawan solo kembar .
“Jika bengawan itu kembar, bisa jadi
desa ini akan berada di tengah-tengah seperti halnya pulau. Akhirnya sekarang
berdiri waduk solopelei yang di manfaatkan warga untuk menampung air. Bila
musim kemarau tiba, warga bisa menggunakannya sebagai pengairan sawah. Dengan
demikian, para petani yang berada di dekat danau akan di permudah proses
penanamannya.” jelas Khusen, Kamituwo desa setempat.
Lebih lanjut Khusen mengatakan, dulu
pembuatan waduk selalu gagal. Saat penggalian ketika di gali tanah yang digali
di biarkan menumpuk diatas samping sekitaran lubang . Namun, bila musim hujan
tiba galian tanah tersebut balik lagi kedalam lubang sehingga galiannya sia-sia.
Setelah di evaluasi oleh pemerintah untuk dilakukan pengalian lagi dan tanah
hasil galiannya tersebut dibuang
ketempat yang membutuhkan tanah agar ketika musim hujan tanah tidak lagi
kembali kedalam galian.
"Mengingat usia Kami yang sudah
lanjut, Pemuda Dusun lah yang harus memikirkan bagaima mengembangkan potensi
yang ada" ucap Khusen di akhir cerita.



Posting Komentar