arusgiri.com-Rangkaian acara diklat dasar jurnalistik LPM Spektrum berakhir senin, 15 oktober ’18. Acara yang sudah berjalan dua hari itu, tidak ditutup dengan Closing ceremonial. Renungan malam menjadi pilihan panitia untuk menandai berakhirnya diklat. Dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh ketua umum LPM Spektrum dan diikuti semua peserta.
Sebelum peserta dikumpulkan untuk renungan malam, mereka harus
melewati 3 pos yang telah disiapkan panitia. Masing-masing pos dijaga dua
panitia dengan ketentuan yang berbeda. Penempatan antara pos satu dengan pos
lainnya dibuat berjarak. Pos-pos itu sendiri dibuat untuk mengukur komitmen dan
mengujii seberapa jauh peserta menguasai
materi. Pelaksaan di dini hari, juga cukup menantang keberanian peserta.
Dalam kesempatanya memberikan statement, Tadzkrotul Ulla mengisi
renungan malam dengan wejangann-wejangan kepada peserta. Sepak terjangnya
mendirikan LPM Spektrum, dan kiprah para pendahulu LPM ia ceritakan penuh haru.
Ia juga menyinggung bagaimana pentingnya memilih kata saat berbicara maupun
membuat berita. Dari kata-kata itulah yang akan mengundang pujian maupun
kebencian. Penyampaiannya yang sempat tercekat air mata, membuat peserta
semakin terenyuh.
“Tidak banyak yang diberikan LPM untuk kalian. Yang akan mewujudkan
harapan-harapan kalian adalah diri kalian sendiri” begitu kata perempuan yang
akrab disapa ulla itu kepada para peserta.
Mewakili peserta, Ari kuncoro mengucapkan banyak terimakasih pada
panitia atas kesediaanya menyiapkan hal-hal terkait diklat. Tidak lupa ucapan
maaf juga Ari sampaikan apabila selama diklat dirinya dan teman-teman peserta banyak
melakukan kesalahan.
Farika, ketua umum LPM Spektrum turut menyampaikan pesan setelah
pembacaan ikrar. Farikha mengajak teman-teman untuk saling membantu dan belajar
bersama. Salam Persma menjadi kalimat penutup dalam ajang pengukuhan anggota
tersebut.



Posting Komentar