Oleh: Erna Umiatin
Arusugiri.com-LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) adakan bincang
buku “Dilan” di gazebo, depan giri center, Minggu (01/10/2017) siang. Turut hadir
Zainul Muttaqin dan Nasruli Chusna sebagai pemantik. Berperan sebagai penyaji Alfa
Kamila, salah satu kru LPM Spektrum sendiri dari prodi BSA.
Dalam menyajikan novel Dilan karya Pidi Baiq, Alfa menyebut
karakter yang terbangun pada Dilan unik dan tak terduga. Dalam novel yang
menggambarkan kehidupan remaja era 90-an itu, kata Alfa, Pidi Baiq sukses
mengaduk-aduk emosi pembaca dengan sad ending.
Pada bincang-bincang itu, salah satu peserta Tadzkirotul
Ulla mengatakan bahasa yang dituturkan Pidi Baiq begitu sederhana sehingga tidak
menyulitkan pembaca. Begitupun nilai-nilai yang dibawa, kata Ulla, mengalir
tanpa ada kesan digurui.
Sedangkan Zainul Muttaqin, pada kesempatan itu mengungkapkan
ketidak setujuannya jika novel Dilan tersebut dicap sebagai novel cinta. Karena
dalam novel tersebut, menurut Zainul, tidak melulu tentang cinta. Cinta yang
digambarkan tak jauh beda dengan kisah remaja-remaja di Indoesia. Namun di sana,
lanjutnya, ada muatan-muatan psikologi dan ideologi, juga kemanusiaan.
“Dalam novel Dilan, anak nakal dengan anak baik akan lebih
bertanggung jawab anak nakal. Ketika anak baik, apa yang mau
dipertanggungjawabkan? Dia sudah baik. Sedangkan nak nakal, justru dia akan
belajar mempertanggungjawabkan kenakalannya,” ucap pegiat Gusdurian asal
Tanjungharjo tersebut.
Zainul menambahkan, banyak orang yang akhirnya terbuka cara
berpikir dan penalarannya setelah membaca Dilan. Bacaan yang kemudian, lanjutnya,
menjadikan sebagian besar pembacanya berani
dan menemukan dirinya sendiri.
Posting Komentar