oleh: Tadzkirotul Ulla
Arusgiri.com-Bedah buku
Republik Symbol karya Ahmad Taufiq, General Manager Radar Bojonegoro,
dilangsungkan sebagai rangkaian acara pelantikan Komisariat PMII Sunan Giri
Bojonegoro, Minggu (15/10/2017) di aula Disnakan, depan Masjid Babus Shofa. Turut
hadir Nanang Fahrudin, penulis buku Kitab Bahagia, bertindak sebagi pemantik.
Judul Republik Symbol sendiri diambil dari
salah satu nama esai dari 80 esai. Ahamad Taufiq
menjelaskan, dalam esainya itu ia memaparkan bahwa negara Indonesia tak lebih
dari simbolik, termasuk demokrasi itu sendiri. Hal ini ia katakan ditengarai
simbol tersebut tidak dibarengi dengan pemahaman dan perilaku masyarakat yang
baik dari simbol itu sendiri. Pada sing itu ia mencontohkan, salah satunya,
adipura sebagai simbol kebersihan. “Kadangkala simbol-simbol itu menafik
subtansi dari tema-tema besarnya,” ucap lelaki yang merupakan alumni IAI Sunan
Giri yang saat itu masih berstatus STAI.
Berangkat dari riset
sosial dan fenomena aktual selama lima tahun terakhir, perilaku-perilaku sosial
maupun politik orang lama, kata Taufiq, sama dengan orang-orang baru. Sehingga,
buku yang secara garis besar menyoal politik dan sosial di Indonesia ini
membentuk teori untuk analisis sosial-politik, yang menurutnya, menjadi penting
untuk referensi mahasiswa. “Setidaknya bisa menambah referensi, meskipun tidak
selinier dengan keilmuan (mahasiswa IAI Sunan Giri),” tambahnya.
Dalam kesempatan itu,
Taufiq berharap mahasiswa dan khususnya pengurus komisariat semakin
meningkatkan nalar kritis sebagai karakter mahasiswa dan memunculkan budaya
intelektual sebagai pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu,
dirinya menambahkan agar mahasiswa semakin intens dalam membaca-berdiskusi,
kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan. “Gajah saja mati meninggalkan
Gading, masa kita manusia tidak meninggalkan tulisan atau apa,” pungkasnya
sambil tertawa renyah.
Dipilihnya Bedah Buku
sebagai rangkaian dari acara pelantikan ini, kata M. Andrey Purwanto salah satu
panitia yang saat itu menjadi moderator, agar mahasiswa dapat meniru geliat
produktifitas Ahmad Taufiq sebagai alumni. Menurutnya, tradisi baca-diskusi-tulis
belum nampak di kampus Aswaja sehingga perlunya dibentuk budaya literasi dan
mempertahankannya.
Lebih lanjut, setelah
bedah buku ini, buku Republik Symbol akan terus didiskusikan dalam forum yang
lebih kecil. Dalam hal ini, Purwanto mengkhususnkan peserta diskusi terbatas
untuk pengurus Komisariat PMII Sunan Giri. Rencananya, dari hasil diskusi
berkelanjutan itu akan dituangkan dalam bentuk tulisan di buletin dwi wulan
Sembilan Pena garapan pengurus Komisariat.
![]() |
Sesi foto bersama dengan Ahmad Taufiq usai acara |
Salah satu peserta dari
program studi PAI, Farikha, mengatakan kegiatan seperti itu (bedah buku, Red)
sangat mendukung buat kita, terlebih yang masih mahasiswa baru untuk menambah
pengetahan dan teman. “Selain itu, kita juga bisa termotivasi dari narasumber,”
ungkapnya pada Spektrum melalui pesan WhatsApp.
2 komentar
Salam Pergerakan
Salam Literasi