mJHEzxukdj31fhzMIHmiGai4Yfakiv2Yjgl83GlR
Bookmark

Seminar Nasional Kebangsaan untuk Bangun Bangsa yang Berbudaya

Arusgiri.com - Pendopo Malwopati Bojonegoro dipenuhi ratusan mahasiswa dan siswa sekolah menengah atas dan beberapa tokoh di Bojonegoro berkenaan dengan hadirnya Prof. K.H. Ali Maschan Moesa dari UINSA Surabaya dan K.H. Agus Sunyoto, seorang budayawan dari Malang, Sabtu (6/5/2017). Keduanya hadir sebagai pembicara dalam acara seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Revolusi Mental Generasi Muda untuk Membangun Bangsa yang Berbudaya” oleh BEM IAI Sunan Giri Bojonegoro.

Prof. K.H. Ali Maschan Moesa mengatakan revolusi mental sudah lebih dulu digagas oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kalaupun Islam dalam Alquran sebagai rahmatan lil ‘alamin, lanjut Moesa, belakangan realitasnya telah berubah. Pemimpin-pemimpin Islam banyak yang mendahulukan emosi ketimbang logika Islamnya. “Pemimpin hari ini lebih banyak marahtan lil ‘alamin,” tuturnya.

Sementara itu, sebelum menyampaikan materi, K.H. Agus Sunyoto memantik peserta dengan pertanyaan “Apa bangsa ini tidak berbudaya?”. Berkaitan dengn tema yang diusung, Sunyoto mengatakan bahwa bangsa ini sejak dahulu telah memiliki budaya. Terbukti dengan adanya tulisan di prasasti, aksara jawa, kalender jawa yang umurnya hanya selisih sekitar 70 tahun dengan kalender masehi, dan lainnya.

Menurut budayawan yang telah menulis buku Atlas Wali Songo tersebut, yang harus dilakukan bangsa ini adalah menghidupkan kembali budaya-budaya bangsa yang mulai mati tergerus modernisasi, khususnya budaya NU. Kemudian, mengikis cara pandang eropa yang telah ditanam oleh kolonial melalui siasat penyusupan doktrin dalam sekolahan. “Sekolahan itu sistem doktriner, tidak tahu realitas yang ada. Pembelajaran dalam kelas hanya mencetak kuli (dan) buruh,” tegasnya ketika sesi tanya jawab.

Ketika ditanya alasan menghadiri acara seminar yang berakhir sekitar pukul 13.00 tersebut, salah satu peserta umum, mahasiswi IKIP Bojonegoro, Muthmainnah mengatakan mendapat info dari soft pamflet yang diviralkan lewat media sosial. Dirinya mengaku mengikuti seminar di sela-sela kesibukan tugas kuliah. “Untuk mengisi waktu sebelum nugas. Kan, sambil menyelam minum air,” tandasnya.

Sampai berita ini diluncurkan, kru LPM Spektrum belum berhasil mewawancarai ketua panitia, Rohman Huda. Ketika ditemui Huda masih ada keperluan menemani kedua pemateri dan beberapa undangan untuk acara ramah tamah. (Tadzkirotul Ulla)
Posting Komentar

Posting Komentar