oleh: Tadzkirotul Ulla
Sekitar depan gerbang kampus IAI Sunan Giri, sejumlah mahasiswa tarik uang parkir bagi pengunjung yang hendak menonton pementasan dari UKM Teater Giri dalam acara dies natalis Teater Giri ke VII, Senin malam (22/05).
Rossa Lusiana, mahasiswa prodi PGMI semester VI mengaku kurang
setuju dengan adanya penarikan uang parkir sejumlah dua ribu rupiah. Dengan pembelian tiket
senilai sepuluh ribu, lanjutnya, masih ditarik parkir. “Seharusnya free,”
imbuhnya.
Meski mengungkapkan apresiasinya, keberatan serupa juga dirasakan
oleh seorang mahasiswa yang menolak untuk disebutkan namanya. Dirinya
mempertanyakan arah uang tersebut. Hal ini diungkapkan sebab dalam acara sendiri
ada tiket masuknya.
“Kalau seandainya jelas alokasi uang parkir untuk kemajuan Teater Giri, ya nggak apa-apa. Tapi kalo tidak jelas, saya rasa agak tanda tanya,” ujarnya saat di belakang para penonton.
Ditemui usai acara, Muhayatun Khoir, bendahara panitia mengatakan
adanya penarikan uang parkir merupakan masukan dadakan dari teater-teater di
wilayah Bojonegoro. “Karena tempat parkirnya di luar tempat pementasan. Jadi butuh
penjagaan ekstra,” ungkapnya.
Mahasiswa prodi PAI ini menanggapi, harga tiket dengan nominal
tersebut ia sebut sudah paling murah. Sedang kualitas pementasan sendiri, kata
Khoir, hampir menyerupai pementasan di gedung Tri Dharma. “Seperti dari make
up, lighting, naskah, dan lainnya,” pungkasnya.(tul/tul)
Posting Komentar